CILEGON – Salah satu trafo pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya di Kelurahan Suralaya, Kecamatan Pulomerak, Cilegon meledak. Kejadiannya, Minggu (1/12) sekitar pukul 15.30 WIB. Asap hitam tebal membumbung tinggi terlihat dari travo unit IV 500 kV.
Belum diketahui penyebab pasti terjadinya ledakan. Diduga, ledakan berasal dari travo IV tersebut. “Yang kami ketahui, sumber kebakaran berasal dari travo,” kata Kapolres Cilegon, AKBP Defrian Donimando. Menurutnya, hingga sore jelang magrib, kobaran api belum berhasil dipadamkan.
Belasan kendaraan pemadam kebakaran dari Indonesian Power, PT ASDP Merak, PT Krakatau Steel dan Pemkot Cilegon dikerahkan untuk memadankan api. Kabarnya, ada sejumlah korban yang mengalami luka bakar dari kejadian itu. “Kami belum tahu ada korban jiwa atau tidak,”kata Defrian.
Dari informasi yang dihimpun, terjadi dua kali ledakan. Ledakan pertama terjadi pukul 15.30 WIB dan ledakan kedua pukul 17.30 WIB. Manager SDM PLTU Suralaya, Hadi Susanto belum bisa memberikan keterangan terkait ledakan tersebut. Namun dari informasi di lokasi kejadian, ledakan yang terjadi akibat travo luar di pembangkit IV dan berpengaruh kepada pembangkit II dan III.
Sedangkan untuk pembangkit Unit I. V, VI, dan VII saat ini normal. “Kami belum bisa memberikan keterangan, nanti saja sudah beres,” kata Hadi. Humas PT PLN APJ Banten Utara, Sismanto mengatakan, tidak ada pengaruh dari ledakan yang terjadi di PLTU Suralaya. “Tidak terpengaruh terhadap suplai listrik ke masyarakat. Dan mudah-mudahan tidak ada,” ujarnya.
PT PLN (Persero) memastikan dampak terbakarnya salah satu unit pembangkit di PLTU Suralaya, Cilegon, Banten kemarin sore berdampak pada pasokan listrik Jawa Bali. Beberapa daerah khususnya di Jawa mengalami pemadaman listrik bergilir maksimal tiga jam.
Hal ini disampaikan Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN, Bambang Dwiyanto. "Ada satu unit dari PLTU Suralaya meledak. Meledaknya satu unit PLTU Suralaya 400 MW memicu tiga PLTU lainnya mati. Itu kapasitas totalnya 1.700 MW," jelasnya. Artinya, terjadi kehilangan daya 1.700 MW karena empat unit trafo pada PLTU Suralaya tidak bisa beroperasi.
Kejadian ini menyebabkan pengurangan beban atau pemadaman bergilir di sistem Jawa-Bali. Pemadaman bergilir ini dipusatkan di Jawa, antara lain daerah Jakarta hingga Jawa Timur. "Maksimum pemadaman tiga jam. Total beban Jawa 22.000 MW, yang berkurang dari Suralaya hanya 1.700 MW,"bebernya.
Bambang mengatakan, saat ini PLN sedang mengupayakan tiga unit pembangkit lain di Suralaya segera berfungi lagi. Hingga tadi malam, baru satu unit pembangkit yang bisa difungsikan kembali. Rencananya satu unit yang terbakar akan dicover dengan cadangan listrik yang ada di jaringan Jawa dan Bali.
Ia menduga penyebab kebakaran karena trafo rusak. PLN sebelumnya memang sudah berencana mengganti trafo berusia 30 tahun tersebut. Namun sebelum sempat diganti sudah meledak lebih dahulu. "Sekarang masih trafonya di Jawa Timur, sedang diangkut pakai kapal,"tukasnya.(tha/net/ndy)
0 comments:
Post a Comment