Home » , » Energi Bina Desa sebagai Wujud Kepedulian Himpunan Mahasiswa Teknik Energi

Energi Bina Desa sebagai Wujud Kepedulian Himpunan Mahasiswa Teknik Energi

Energi Bina Desa (Ebides) merupakan salah satu program kerja Departemen Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Himpunan Mahasiswa Teknik Energi (HMTE) Politeknik Negeri Bandung (POLBAN) sebagai implementasi salah satu poin ikrar energi yaitu peduli. Dan disadari,memberikan manfaat kepada masyarakat merupakan salah satu kewajiban mahasiswa sebagaimana yang telah kita pahami dalam poin ke-3 Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat.

Pukul 04.30 WIB kami berkumpul di depan Pendopo Agung POLBAN. Sekitar pukul 05.00 WIB,sebelum fajar tiba,kami berangkat menuju Kampung Laspada,Pangalengan.Ada tiga kloter keberangkatan.Kloter pertama pada malam hari dan menginap di salah satu rumah warga disana.Kloter kedua berangkat pada pukul 05.00 WIB dan kloter ketiga sekitar pukul 07.00 WIB.

Hawa sejuk daerah pedesaan mulai terasa ketika kami memasuki kawasan Kampung Laspada.Perjalanan masih sekitar 30 menit untuk tiba di lokasi pelaksanaan acara.Pepohonan menjulang tinggi,bukit,dan hamparan kebun teh menjadi pemandangan di sekeliling kami.Terdapat beberapa titik jalan yang berbatu dan becek sehingga lumayan sulit untuk dilewati. 

Tiba di Kampung Laspada,kami memarkir kendaraan di lapangan dekat masjid dan mampir sebentar ke salah satu rumah warga tempat teman-teman kloter keberangkatan pertama menginap.Kedatangan kami menjadi pusat perhatian warga,terutama anak-anak.Beberapa anak memandangi kami dengan wajah polos dan bingung.Mungkin dalam benaknya mereka bertanya-tanya siapa kami dan mau apa kami kemari.Meskipun ini tahun kedua kami-HMTE-berjahim coklat ini datang kemari.


Setelah mengambil infokus,screen,laptop,dan beberapa kebutuhan lain untuk seminar di SD Riung Gunung,kami pun melanjutkan perjalanan ke SD.Jaraknya cukup jauh jika ditempuh dengan berjalan kaki dan sekitar 15 menit jika menggunakan sepeda motor sehingga kami disarankan untuk mengendarai sepeda motor untuk menuju kesana

Setibanya di SD Riung Gunung,lagi-lagi kami menjadi pusat perhatian anak-anak. Sekitar 25 orang anggota HMTE berada di tempat ini.Jumlah HMTE di SD ini hanya setengah dari jumlah seluruhnya yang hadir mengikuti kegiatan Ebides.Beberapa orang diantara kami memasuki ruang guru untuk mengurus teknis acara.Dan beberapa orang yang menunggu,mengisi waktu dengan mengajak anak-anak berkenalan,bermain dan foto-foto, menyiapkan hadiah untuk lomba, beberapa lainnya dikerumuni anak-anak yang penasaran dengan kedatangan kami


Beberapa anak yang lain terlihat sedang sibuk mengumpulkan sampah dan membuangnya ke dalam lubang besar yang memang disediakan untuk membuang sampah.


Setelah semuanya siap,kami memulai acara pembuka.Diawali dengan basmalah untuk menambah keberkahan dan tak lupa dilakukan ice breaking untuk mencairkan suasana.
“Open banana open banana
Smell banana smell smell banana
Eat banana eat eat banana
Close banana close close banana”


Kurang lebih namanya Tarian Open Banana.Entah,lupa darimana awalnya.Kami melakukan dan mengajarkannya pada anak-anak berdasarkan pengalaman masa kecil kami.Anak-anak dan HMTE terlihat semangat melakukan Open Banana ini.Pembagian hadiah sudah dimulai sejak ice breaking.Anak-anak yang berani maju ke depan untuk memimpin open banana diberi hadiah.Anak-anak masih terlihat malu-malu.Wajar.Belum lama kami bertemu.

Anak-anak berhamburan saling bertabrakan saat kami mempersilakan mereka masuk ruangan kelas untuk acara seminar.Ricuh.Itu wujud semangat yang ada dalam diri mereka,kami menganggapnya.Ada juga yang sampai menangis karena jatuh tersenggol teman-temannya yang berlari.Itulah anak-anak,selalu lucu tingkah polahnya sekalipun mereka sedang berseteru.

Suasana kelas menjadi ramai setelah anak-anak masuk.Dalam dua ruang kelas yang disatukan dengan dibuka sekatnya,berkumpul anak-anak kelas 1 hingga kelas 6.Terbayang bagaimana padatnya ruangan ini?Belum lagi jumlah HMTE yang berada di dalam kelas.Tapi alhamdulillah,suasana kelas bisa kondusif dengan beberapa ice breaking dan film singkat andalan kami.


“Kalau kau suka bersih bilang oke ! Oke !
Kalau kau suka sehat bilang oke ! Oke !
Kalau kau suka bersih dan juga suka sehat
Suka dua-duanya bilang oke ! Oke !


Seminar yang diselenggarakan dengan tema ‘Cara Menggosok Gigi yang Benar’ dan ‘Cara Mencuci Tangan yang Benar’ diikuti anak-anak dengan antusias.Kami bukan ahlinya,tapi kami mempelajari secara otodidak untuk dapat disampaikan dan diajarkan kepada anak-anak SD Riung Gunung dengan cara yang sederhana.


Kurang lebih satu jam,acara seminar telah selesai dilaksanakan.Kami pun mengarahkan anak-anak untuk mengikuti lomba yang akan kami laksanakan,yaitu lomba menggambar cita-cita untuk kelas 1 sampai dengan 3 dan lomba ranking 1 untuk kelas 4 sampai dengan 6.Lagi-lagi anak-anak berhamburan keluar kelas dengan ricuh,berdesakan,menunjukkan antusias yang tinggi untuk mengikuti kegiatan ini.


Menciptakan rasa percaya diri anak-anak SD Riung Gunung adalah harapan kami.Dan melalui penanaman cita-cita sedini mungkin dan berani berkompetisi,harapan itu kami wujudkan.Sekalipun mereka adalah ‘anak-anak desa’ tapi kemampuan mereka tak ada bedanya,seperti semboyan SD Riung Gunung yang begitu mereka pahami dan mereka ucapkan dengan lantang,”Sanajan sisi gunung,nu penting nanjung !”.Ya,sebuah cita-cita tak pernah melihat siapa pencita-citanya,tak pernah melihat dimana ia berada.Cita-cita sanggup melawan keterbatasan.Dan itulah yang ingin kami tanamkan kepada mereka.

Alhamdulillah,acara berlangsung lancar.Acara diakhiri dengan salam ikrar HMTE di lapangan SD Riung Gunung.

“Salam ! Energi ! Energi...Energi...Energi...
Salam ! Energi ! Energi...Energi...Energi...”

“Ikrar ! Energi !
Kami anak energi
Kritis dan berani
Peduli terhadap lingkungan kami
Satu himpunan kami berjanji
Saling melindungi”

Salam dan ikrar Himpunan Mahasiswa Teknik Energi (HMTE) Politeknik Negeri Bandung menggema di siang yang terik.Anak-anak SD yang masih polos terpana karenanya.Hamparan kebun teh dan bukit-bukit yang menjulang tinggi di sekeliling SD Riung Gunung Laspada menjadi saksi terwujudnya kepedulian HMTE


Di lokasi yang berbeda,masih di Kampung Laspada,sebagian HMTE sedang memperbaiki biogas agar bisa digunakan oleh masyarakat Kampung Laspada.Perbaikan biogas ini merupakan target utama program kerja Energi Bina Desa tahun ini.Kegiatan ini melibatkan masyarakat setempat.Kami semua bergotong royong memperbaiki biogas.Bagi kami,hal ini merupakan implementasi untuk ilmu yang telah kami dapatkan.Mengabdi sambil belajar,kurang lebih begitu.



Pukul 14.00 kami tiba di basecamp,di sekitar masjid.Acara pengobatan gratis yang dilaksanakan lembaga lain,telah selesai dilaksanakan.Kami beristirahat sejenak dan merencanakan kembali acara selanjutnya.Ada dua agenda yang harus kami lakukan sore ini.Yang pertama adalah menjalin komunikasi dengan warga untuk kepentingan kegiatan Jika Aku Menjadi esok hari dan mengajak anak-anak bermain permainan tradisional.Tujuannya agar anak-anak tetap ingat dan percaya diri melakukan permainan-permainan tradisional.Dengan cara ini,kami harap mereka merasa didukung untuk tetap melakukan permainan tradisional agar tak hanya psikomotor saja yang digunakan seperti bermain games di HP,komputer atau PS tetapi juga motorik.Agenda ini sebetulnya kondisional,jika banyak anak-anak yang berkumpul maka dilaksanakan.Tetapi jika tidak,tidak masalah.Belum sempat kami mengajak mereka,mereka sudah terlebih dahulu mengajak kami.Anak laki-laki mengajak bermain bola dahulu sedangkan anak perempuan bermain sondah,loncat tinggi,pindah karet dengan sedotan,dan beberapa permainan tradisional lainnya yang kami tak begitu tahu namanya.



Tak terasa,maghrib pun tiba.Mentari hampir tenggelam di ufuk barat,hanya menyisakan warna jingga di atas hamparan kebun teh.Kami mengakhiri kegiatan bermain dan segera merapikan diri lalu shalat berjama’ah di masjid.Sambil menunggu waktu Isya,kami membaca Al-Qur’an,menghafal surat-surat,bercerita tentang nabi dan rasul dengan anak-anak.Masih dengan semangat yang sama,anak – anak mengikuti kegiatan ini

Di halaman belakang masjid,terlihat beberapa panitia sedang menyiapkan alat-alat untuk menonton film.Ada yang mengotak-atik laptop,memasang screen,mengatur infokus,dan menggelar karpet.Kami yang telah selesai melaksanakan ibadah shalat Isya,langsung menuju tempat menonton film.Tak sabar ingin segera menonton,begitupun anak-anak.Ada pula beberapa orang tua yang ingin ikut menonton.Judul filmnya yaitu ‘Rumah Tanpa Jendela’.Dengan memahami makna film ini,kami berharap mereka akan termotivasi untuk terus berusaha menggapai cita-citanya sekalipun keterbatasan dan kesulitan menghampiri mereka.


Pukul 21.00 WIB film selesai.Anak-anak satu per satu meninggalkan tempat ini untuk pulang ke rumah dan beristirahat.Setelah selesai membereskan semua peralatan,kami pun beristirahat.Rencana esok hari,kami akan melakukan kegiatan Jika Aku Menjadi dan kerja bakti merenovasi halaman masjid.Tetapi ada satu permintaan dari lembaga PAUD agar kami mengisi acara seminar kepada anak-anak PAUD.

Pagi-pagi buta,kami sudah beranjak menuju rumah-rumah warga yang menjadi target Jika Aku Menjadi.Udara terasa begitu dingin,tapi tentu saja tak membuat kami enggan melakukan ‘pengabdian’.Pagi-pagi seperti ini biasanya warga sedang sibuk memeras susu sapi sehingga kami ikut melihat dan mencoba memeras susu sapi.Bagi sebagian besar di antara kami,hal ini adalah pengalaman pertama.Meminum susu langsung setelah diperas adalah hal yang tak pernah kami lakukan sebelumnya.Dan ternyata tak mudah untuk memeras susu sapi.Susu sapi yang telah terkumpul ini nantinya akan dijual untuk diolah di KPBS.

Beberapa tim Jika Aku Menjadi mulai menyebar ke setiap rumah warga untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang sedang dilakukan oleh warga yang menjadi target.Kami memetik tomat,wortel,cabai,kopi,daun teh,sawi.Warga mengijinkan kami untuk memakan beberapa buah atau sayur yang kami petik.


Mengisi seminar di PAUD benar-benar bukan hal yang mudah.Ternyata tak mudah berkomunikasi dengan anak-anak berusia 3-5 tahun.Terlebih lagi,mereka belum begitu mengenal bahasa Indonesia.Ya,bahasa sehari-hari mereka adalah bahasa Sunda.Untungnya,kami dibimbing oleh beberapa orang guru PAUD disana.Meskipun kami merasa belum begitu optimal,namun melihat antusiasme dan respon yang positif dari anak-anak dan guru-guru PAUD,kami merasa semangat lagi.


Kerja bakti dilakukan bersama-sama dengan warga.Keringat menetes di kening kami.Tapi tak hanya lelah yang ada,melainkan rasa bahagia.Rasa bahagia karena peluh yang menetes adalah wujud dari semangat pengabdian,pengabdian kepada masyarakat.


Dua hari satu malam kami berada disini adalah dua hari yang menyenangkan dalam hidup kami.Berbagi rasa dan cerita adalah hal luar biasa bagi kami.Mengenal masyarakat Kampung Laspada merupakan sebuah pengalaman yang tak akan bisa dibeli. Waktu,tenaga,dan pikiran tak pernah sia-sia kami bagi.Bagi kami,lebih baik lelah dan sakit untuk mengabdi daripada duduk manis tak membawa perubahan.


Terimakasih,masyarakat Kampung Laspada.
Terimakasih,rekan-rekan HMTE.


1 comments:

Anonymous said...

HMTE Polban.
Baca artikel ini jadi terharu, karena jaman saya di T Energi Polban (1995-1998), acara semacam ini belum ada di HMTE.

Maju terus HMTE!

rose
 
Support : KOMINFO FKMTEI | Depid Prasetyo U | IMTE Polines
Copyright © 2013. FKMTE INDONESIA - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by KOMINFO FKMTEI
Proudly powered by Blogger